Guna memotivasi anak-anak supaya rajin mengaji, saya katakan pada mereka: “Mulai sekarang mengajinya saya absen. Nanti siapa yang paling banyak masuk, saya kasih hadiah.” Itu kurang lebih saya sampaikan sebulan lalu.
Selasa siang kemarin, ketika saya sedang “ro’an”, anak yang paling rajin mengaji masuk kedalam ruangan TPA. Seketika saya ingat kalau saya belum membeli sesuatu untuk hadiah buatnya. Saya sampaikan ini pada salah satu warga Kokoda yang turut “ro’an” bersama saya. “Tak usah dibelikan sekarang. Nanti saja dikasihkan sekalian saat acara Isro’ dan Mi’roj Nabi Muhammad SAW,” usulnya.
Dan kami pun merancang acara Peringatan Isro’ dan Mi’roj Nabi Muhammad SAW. Semua pelakunya anak-anak yang mengaji. Mulai dari pembawa acaranya, pembaca ayat-ayat Qur’an-nya sampai pembaca sholawatnya. Kecuali mauidhoh hasanah dan do’a penutup, semuanya dilakukan oleh putra-putri suku Kokoda yang berada di Kurwato ini.
Tentu saja banyak ketidaksempurnaan yang terjadi dalam acara tadi. Selain singkatnya waktu untuk melatih mereka, ini sebagai pengalaman kali pertama mereka “di atas panggung” tentu perlu dimafhumi. Kendati demikian, sebagai pemula dengan tempo waktu latihan yang super singkat, saya nilai putra-putri muslim Papua ini sudah sempurna menjalankan tugasnya dalam acara ini.
Lebih dari itu semua, dan yang terpenting, mereka punya minat dan keinginan untuk bisa. Tak takut salah meski sering salah. Tak malu keliru walau kerap keliru. Saya seperti menemukan sumber cahaya yang mampu menerangi pulau Papua pada mereka. Tidak keliru, semoga.
Dan saya sampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada teman-teman yang sudah berpartisipasi dan turut hadir dalam acara ini. Diantaranya yaitu mas Triantoro Pbg, Imam Putra Simurut, Mbah Gimbal Lovely Scooters, Tia Putri Nugraha, dan Kang Jay sekalian. Semoga Allah SWT mencatat kebaikan kalian semua sebagai amal jariyah. Amin.
Oh iya, acara ini dilaksanakan di ruangan utama Asrama dan TPA yang saat ini masih belum rampung pengerjaannya. Jadi, mohon do’a dan dukungannya, ya.
